Cari Blog Ini

Minggu, 17 Maret 2013

Rombongan kue nampan

Bu-ibu ini dia contoh kue nampan yang dibuat didapurku. Jangan ragu ya buat menyemarakkan acara Anda, silahkan kontak aku. Jenis kue boleh dipilih sendiri. okehhhh....?

Selasa, 26 Februari 2013

Bismillah,

Ubi sebenarnya bukan menjadi salah satu kudapan favorit di rumah, baik digoreng atau direbus, sama saja hasilnya. Kurang diminati oleh anggota keluargaku. Tapi kadang suka gatel juga ngeliat ubi merah ataupun ubi ungu di pasar. Kalap dan lapar mata, langsung ngeborong tanpa tahu mau diolah apa. Biasanya cup cake tape menjadi pendamping minum teh yang paling digilai di rumahku, nah...apa salahnya kalau aku nyoba maksain anak- anak dan suami untuk menyukai cup cake dari ubi. Alhamdulillah, tanpa paksaan...heheheheh, mereka langsung suka dan menjadikan cup cake ubi merah menjadi salah satu camilan kesukaan mereka.


Cup Cake Ubi Merah 

*Bahan :

  • 175 gr mentega
  • 150 gr gula pasir (kalau aku lebih suka pake gula palem)
  • 3 butir telur
  • 175 gr tepung terigu
  • 100 gr ubi merah, kukus
  • 25 gr susu bubuk
  • 50 gr keju cheddar, parut. 
*Cara membuat:

  • Kocok mentega dan gula pasir/ palem sampai lembut
  • Masukkan telur, kocok rata, masukkan ubi merah, kocok rata. Tambahkan susu bubuk dan tepung terigu, aduk rata dengan spatula.
  • Masukkan sebagian keju parut dan sebagian lagi untuk taburan.
  • Sendokkan ke loyang cup cake yang sudah dialasi cup kertas. Oven selama kurang lebih 20 menit dengan suhu 175 derajat celcius.
Happy baking......^^















































Minggu, 22 Juli 2012







Kue Ijo Singkong

Kue Ijo, demikian tetangga dan teman- temanku menyebutnya. Aku jatuh cinta dan mulai membuat kue ijo dari seorang teman yang katanya memperoleh resepnya dari bu mantan wakil walikota di kota Bontang. Semoga resepnya menjadikannya amal jariyah yang gak ada putusnya....Aamiin. Siapa sangka kue yang bentuknya imut mirip kue talam ini  mampu menyihir banyak orang untuk menikmatinya dan kue ijo inilah menjadi salah satu 'best seller' diantara kue- kue yang aku jual. Karena saking banyaknya permintaan resep dari teman-temanku tersayang, maka aku dengan senang hati membaginya untuk kalian semua.  InsyaAllah bermanfaat dan makin membawa barokah untuk usahaku.

Bahan- bahan :

  • Singkong 1 Kg, diparut
  • Gula pasir 400 gr
  • Telur 4 butir
  • Garam 1/2 sdt
  • Vanili 1/2 sdt
  • Minyak goreng 1 cangkir
  • Ovalet 1 sdm
  • Pasta pandan secukupnya
Cara membuat :

  1. Telur, gula pasir dan ovalet dimixer sampai mengembang.
  2. Masukkan singkong, garam, vanili, pasta pandan...aduk rata.
  3. Masukkan minyak goreng.
  4. Tuang di cetakan talam dan kukus di dandang yang sudah dipanaskan terlebih dahulu. Kukus sampai matang.
Silakan mencoba, happy cooking....^__^


Minggu, 25 Maret 2012






Alhamdulillah hari ini berhasil menyelesaikan tantangan: tiga buah paket snack tampah dan nasi uduk dalam box. Sebenarnya 1 tampah berisi 40 kue, tapi karena kemaren beli tampahnya salah (ukuran M) terpaksa sisa kuenya aku taruh di box lain. Cantik ya menatanya, mau tahu siapa yang ngenbantuin nata??? My hubby tercinta dengan senang hati membantu aku menata kue2 dalam tampah.....hehehehe ternyata ayah berbakat juga ya jadi helper bakul kue.

Pesanan kali ini datang dari tetangga depan rumah yang sedang mengadakan arisan PIKA. Karena saking semangatnya sampe lupa deh bakul kuenya mengabadikan foto snack tampah yang sudah siap. Cuma dua ini yang berhasil difoto, itu pun mesti ngejar ke rumah tetangga. Yaaaaa....nyampe sana ternyata kue-kue yang tadinya tertata cantik di tampah sudah dipindah ke piring- piring saji karena kue-kuenya berhasil dicomot anaknya....hehehehe.

Pasti saking enaknya ya.....biarin narsis (prinsispku "narsis is bisnis"). Jagoan bu Aris sampai2 gak sabaran menunggu acaranya dimulai. Semua ibu- ibu yang hadir pada suka dan alhasil pada menginterogasi diriku....halahhhh bahasanya acak kadut. Mereka langsung nanya sana- sini seputar "Bunda Cake"....label yang aku berikan untuk kue- kue dan masakanku.  ALhamdulillah......pelan tapi pasti aku senang ngejalaninya. Semua karena berangkat dari hobi, jadi semuanya serba menyenangkan :)))))

So.....kenapa ragu dan malu *apa lg toh ini*....hubungi diriku segera kalo membutuhkan snack box, kue tampah dan konco-konconya......


















Kamis, 23 Februari 2012

Cup Cake Tape Keju Ala Bunda



Alhamdulillah pesanan cup cake tape keju dari YPK kelar sudah. Selamat ulang tahun YPK (Yayasan Pupuk Kaltim)...smg makin jaya, maju dan terus meningkatkan mutu pendidikan untuk anak- anak Bontang....

Buat para emak yang super, aku mau berbagi resep nih.....kalo malas ngublek2 dapur sendiri, dengan senang hati aku menerima pesanan ....hehehehe

Bahan- bahan :

  • 175 gr margarin
  • 150 gr gula pasir yang berbutir halus
  • 175 gr tepung terigu
  • 4 butir telur
  • 50 ml susu cair
  • 300 gr tape singkong, dihaluskan
  • 25 gr tepung maizena
Cara membuat :

  1. Margarin dan gula dimixer sampai lembut (kira-kira 5 menit) kemudian masukkan tape singkong yang sudah dihaluskan.
  2. Kemudian masukkan telur satu persatu.
  3. Setelah telur tercampur rata lalu masukkan tepung terigu dan maizena sedikit demi sedikit.
  4. Terakhir masukkan susu cair. Aduk sampai rata.
  5. Masukkan ke dalam cup kertas (jangan lupa taburi keju parutnya ya...atau bisa diganti dengan kismis dan kenari). Oven dengan suhu 160 derajat Celcius selama 20 menit.
Guaaammmpannnggg banget toh.....? Cobain bikin sendiri deh...Masih males juga????? Sudah pada punya no hp-ku blom...? Hehehehe....tinggal pesan aku aja yaaaa.....

Minggu, 05 Februari 2012

Ketika Allah Berkehendak.....





Betapa tidak kuasanya aku ketika Allah berkehendak lain atas janinku. Ternyata Allah belum mempercayakan kami untuk menjaganya. Perasaan sedih, marah, kecewa dan penyesalan terus menderaku. Bahkan aku sempat menyalahkan diriku sendiri atas semua yang terjadi. Aku merasa, akulah orang yang patut dipersalahkan karena lalai dan tidak hati- hati selama kehamilan. Padahal begitu banyak teman dan saudara yang peduli akan kesehatanku. Banyak hal sudah kurencanaka untuk kelahiran "dedek" kelak, banyak harapan dan impian aku bangun untuk kehamilan ketigaku ini. Dari nama, perlengkapan bayi sampai rencana buat aqiqahnya aku sudah mulai merencanakannya. Memang masih terlalu dini dan berlebihan bahkan kata orang tua "pamali" belum tujuh bulan. Tapi aku ngerasa itu semua wujud dari rasa syukur dan bahagiaku , jadi menurutku wajar .

Manusia hanya bisa berencana, Allah lah yang akhirnya menentukan. Itu lah yang akhirnya terjadi, Allah melalui dokter memvonis bahwa kehamilanku bermasalah. Aku tidak begitu paham dengan bahasa kedokteran atau mungkin aku cuma mendengar samar yang dikatakan dokter. Karena saat USG, sekelilingku terasa gelap dan samar. Aku cuma bisa mendengar perkataan dokter, bahwa janinku tidak berkembang dan mesti dikuret. Innalillahi wa innalillahi ro'jiun, hanya kalimat itu yang sempat aku ucapkan dalam hati. Serentetan pertanyaan yang diajukan suamiku dan entah jawaban apa yang dokter katakan sudah tidak bisa aku tangkap lagi. Duniaku seakan runtuh, harapanku lenyap. Mataku nanar menatap layar USG . Seandainya waktu itu aku tidak duduk di kursi roda mungkin sudah jatuh pingsan. Hanya serentetan maaf  buat 'dedek' yang kuucapkan sambil mengelus perutku dan dzikir yang mampu kuingat saat itu. Ya Allah, Ya Rabb jadikanlah musibah ini sebagai pahala dan gantilah dengan yang lebih baik. Maafin Bunda ya Dek....

Serangkaian pemeriksaan dan persiapan untuk kuret keesokan harinya sudah selesai dilakukan. Banyak teman dan saudara yang terus memberikan doa, dukungan dan penghiburan. Aku jadi sadar bahwa aku tidak sendiri, terutama suami selalu mengingatkan bahwa semua sudah digariskan Allah. Jangan terlalu terpuruk dan bersedih sampai melupakan banyak hal yang sudah Allah kasih. Astagfirllah, karena terlalu larut dalam kesedihan aku sampai mengabaikan dua jagoanku, Nanda dan Izza. Mereka adalah hal terbaik yang sudah Allah karuniakan buat hidupku. Sejak awal kehamilan sampai keguguran yang aku alami, mereka kurang mendapatkan perhatian dari aku sebagai seorang ibu. Karena aku lebih banyak di tempat tidur untuk bed rest. Ayo Retno, life can be very dark, but come closer, you'll see the light. Don't you hide, wiled your pride. Masih banyak yang harus kamu perjuangkan dan kamu hadapi. Don't lose fight. Kubujuk diriku untuk terus berfikir positif. Alhamdulillah perlahan aku mulai bisa menata diri kembali dan bangkit dari kesedihan. Aku tidak mau karena satu masalah, aku buta dan tuli akan banyak nikmat yang sudah Allah beri.

Ternyata banyak hikmah dibalik semua yang aku alami, ada banyak kebaikan yang terjadi selama aku bed rest (bed rest ala aku dan bed rest menurut deskripsi aku) dan dirawat di rumah sakit. Ahamdulillah anak-anak lebih mandiri. Suamiku? Jadi turun gunung dari pertapaannya, membantu tugas domestik di rumah. Ketiga jagoanku hebat, urusan domestik bisa diatasi. Meski kata suami benar- benar perjuangan berat untuk menyelesaikannya.Pagi hari di hari keduaku di rumah sakit aku sempat nelpon suami. Dan jawaban suami, " Ntar jangan nelpon dulu, lagi ada perang dunia!!"  Nah kan, baru ngerasain bagaimana repotnya nyiapin dua jagoan di pagi hari sebelum mereka berangkat sekolah. Selama ini suamiku cuma berkomentar, " Lha mbok jangan teriak dan marah-marah sama anak- anak"......

Dan apa komentar anak- anak tentang bundanya yang dirawat di rumah sakit? Kata si Kakak ,"Gak ada Bunda di rumah gak enak, gak ada yang nyapu dan masak. Tapi enak juga sih, peraturan di rumah gak diterapkan. Aku dan Izza bisa main game terus" . Oaalahhhhh.....bakal ada perang dunia antara Ayah dan Bunda nih. Karena aku dan anak- anak sepakat, mereka boleh main internet dan game cuma di hari sabtu dan minggu.

Aku yakin dan percaya dibalik semua  musibah pasti ada hikmahnya. Aku toh bukan satu- satunya wanita yang mengalami keguguran dan merasa seolah- olah paling menderita sedunia karena mengalaminya. Bangkit dan kembali beraktifitas seperti semula InsyaAllah bisa menyembuhkan duka yang menyelubungi hatiku yang awalnya bagai hantaman batu .Tidak ada ilustrasi yang lebih baik yang bisa aku gambarkan untuk menggambarkan suasana hatiku saat mengalami keguguran. Tapi hidup terus berjalan, memori itu akan tetap ada dan aku tidak perlu berpura- pura hidup normal untuk kembali menatap dan menjalani hidup. Rejeki, jodoh, kelahiran dan kematian adalah rahasia Allah. Aku yakin Allah ingin aku bahagia dan saat bahagia adalah saat ini. Terima kasih buat ibu, suami, dua jagoanku, saudaraku, teman- teman dan tetanggaku yang sudah banyak memberikan doa, dukungan dan penghihiburannya. I love you all.....^_^

Selasa, 17 Januari 2012

Manajemen Mengeluh



"Jangan banyak mengeluh, nikmati dan jalani saja yang sudah Allah kasih. Kita hanya bisa berusaha dan memperbaiki diri" nasehat suamiku ketika aku seringkali mengeluhkan tentang keadaanku yang tak kunjung pulih dari flek yang menghantuiku di masa kehamilan ini. Ditambah berbagai  masalah yang datang silih berganti.

Tapi siapa orang yang tidak pernah mengeluh di saat mendapat masalah? Mungkin kadar penerimaan seseorang saja yang membedakannya ketika dia mendapat ujian dan cobaan dari Allah. Semua orang pasti mempunyai masalah, orang yang tidak mempunyai masalahlah orang yang bermasalah. Hidup selalu dibenturkan pada dua pilihan, baik dan buruk, kanan dan kiri, tergantung dari kita dalam menyikapinya.

Bercermin dari diri sendiri, aku mencoba memahami bahwa semakin aku mengeluhkan keadaanku maka akan semakin susah dan sulit aku bisa keluar dari masalahku. Dan aku juga sadar bahwa mengeluh adalah indikasi dari tidak bersyukur akan nikmat Allah. Aku jadi ingat yang dikatakan murrabiku ketika halaqo tadi pagi, jangan sampai kita dibutakan oleh banyak nikmat yang telah Allah beri.

Ketika seseorang hanyut dalam keluhan, panca inderanya pun tak mampu lagi memainkan perannya untuk melihat, mendengar, mencium dan merasakan nikmat yang bertebaran diberikan oleh Allah Swt. tak henti-hentinya. Hatinya serta merta buta dari mengingat dan bersyukur atas nikmat Allah yang tiada terbatas. Itulah sifat manusia yang selalu mempunyai keinginan yang tidak terbatas dan tidak pernah puas atas pemberian Allah kecuali hamba-hamba yang bersyukur dan itu hanya sedikit.

Betapa Allah SWT telah banyak mengingatkan aku bahwa aku cuma diuji dengan sedikit ujian tapi sudah luar biasa protes dan kadangkala berburuk sangka terhadap Allah. Aku selalu menguatkan pada diri sendiri, bahwa bukan Allah tidak atau belum menjawab doaku tapi aku yakin Allah lebih tahu apa yang aku butuhkan, apa yang terbaik menurutku belum tentu baik menurut Allah. Dan aku jadi malu pada Allah mengingat yang dikatakan murrabiku tadi. Aku belum bisa menjadi ibu dan istri yang baik, aku juga belum bisa menjadi teman, saudara dan tetangga yang baik. Dan ibadahku? Aku masih jauh dari yang diharapkan Allah terhadap hambanya. Hatiku kadang masih penuh dengan prasangka buruk terhadap Allah dan makhluknya, ibadahku masih naik-turun, jadi dengan pertimbangan apa Allah akan mengabulkan doa-doaku? Benar kata suamiku, jangan banyak mengeluh, berusaha dan perbaiki diri dulu. Segala masalah apa pun yang kita hadapi, kalau kita selalu menyertakan sabar dan ilkhlas, InsyaAllah akan lebih bijak kita dalam menyikapinya.

Disaat sedang galau dan banyak masalah seringkali tanpa sadar kita mengeluh pada teman, saudara bahkan tetangga. Bukan hal salah kalau kita berbicara pada mereka, tapi alangkah baiknya kita cukup mengeluhkan keadaan kita pada Allah. Allah adalah sumber segalanya yang mampu menjawab persoalaan dan memberikan solusi yang kita butuhkan. Tapi dalam kondisi- kondisi tertentu boleh saja kita mengeluh (sharing) pada seseorang yang kita yakin dia amanah dan mampu memberikan solusi atas masalah yang tengah kita hadapi. Karena jangan sampai kita salah mengeluh pada seseorang yang tidak amanah dan akhirnya menjadi bahan gunjingan dan ghibah diantara kita.

Mengeluh kesannya negatif, tapi benarkah mengeluh bisa menimbulkan kesan positif? Terus seperti apakah mengeluh yang positif? Mengeluh ketika iri melihat teman yang hafalan surah- surah Al Qurannya bagus dan itu kita termotivasi untuk mengikuti jejaknya. Mengeluh dan iri melihat teman yang bisa bersikap sabar menghadapi anak- anaknya dan kita termotivasi untuk bisa seperti dia.

Jadi, mengeluh pun ada manajemennya Cukuplah mengeluh yang posiitf dalam genggaman kita dan itu menjadikan kita untuk berlomba- lomba memuhasabah diri dan memperbaiki diri.