Cari Blog Ini

Minggu, 05 Februari 2012

Ketika Allah Berkehendak.....





Betapa tidak kuasanya aku ketika Allah berkehendak lain atas janinku. Ternyata Allah belum mempercayakan kami untuk menjaganya. Perasaan sedih, marah, kecewa dan penyesalan terus menderaku. Bahkan aku sempat menyalahkan diriku sendiri atas semua yang terjadi. Aku merasa, akulah orang yang patut dipersalahkan karena lalai dan tidak hati- hati selama kehamilan. Padahal begitu banyak teman dan saudara yang peduli akan kesehatanku. Banyak hal sudah kurencanaka untuk kelahiran "dedek" kelak, banyak harapan dan impian aku bangun untuk kehamilan ketigaku ini. Dari nama, perlengkapan bayi sampai rencana buat aqiqahnya aku sudah mulai merencanakannya. Memang masih terlalu dini dan berlebihan bahkan kata orang tua "pamali" belum tujuh bulan. Tapi aku ngerasa itu semua wujud dari rasa syukur dan bahagiaku , jadi menurutku wajar .

Manusia hanya bisa berencana, Allah lah yang akhirnya menentukan. Itu lah yang akhirnya terjadi, Allah melalui dokter memvonis bahwa kehamilanku bermasalah. Aku tidak begitu paham dengan bahasa kedokteran atau mungkin aku cuma mendengar samar yang dikatakan dokter. Karena saat USG, sekelilingku terasa gelap dan samar. Aku cuma bisa mendengar perkataan dokter, bahwa janinku tidak berkembang dan mesti dikuret. Innalillahi wa innalillahi ro'jiun, hanya kalimat itu yang sempat aku ucapkan dalam hati. Serentetan pertanyaan yang diajukan suamiku dan entah jawaban apa yang dokter katakan sudah tidak bisa aku tangkap lagi. Duniaku seakan runtuh, harapanku lenyap. Mataku nanar menatap layar USG . Seandainya waktu itu aku tidak duduk di kursi roda mungkin sudah jatuh pingsan. Hanya serentetan maaf  buat 'dedek' yang kuucapkan sambil mengelus perutku dan dzikir yang mampu kuingat saat itu. Ya Allah, Ya Rabb jadikanlah musibah ini sebagai pahala dan gantilah dengan yang lebih baik. Maafin Bunda ya Dek....

Serangkaian pemeriksaan dan persiapan untuk kuret keesokan harinya sudah selesai dilakukan. Banyak teman dan saudara yang terus memberikan doa, dukungan dan penghiburan. Aku jadi sadar bahwa aku tidak sendiri, terutama suami selalu mengingatkan bahwa semua sudah digariskan Allah. Jangan terlalu terpuruk dan bersedih sampai melupakan banyak hal yang sudah Allah kasih. Astagfirllah, karena terlalu larut dalam kesedihan aku sampai mengabaikan dua jagoanku, Nanda dan Izza. Mereka adalah hal terbaik yang sudah Allah karuniakan buat hidupku. Sejak awal kehamilan sampai keguguran yang aku alami, mereka kurang mendapatkan perhatian dari aku sebagai seorang ibu. Karena aku lebih banyak di tempat tidur untuk bed rest. Ayo Retno, life can be very dark, but come closer, you'll see the light. Don't you hide, wiled your pride. Masih banyak yang harus kamu perjuangkan dan kamu hadapi. Don't lose fight. Kubujuk diriku untuk terus berfikir positif. Alhamdulillah perlahan aku mulai bisa menata diri kembali dan bangkit dari kesedihan. Aku tidak mau karena satu masalah, aku buta dan tuli akan banyak nikmat yang sudah Allah beri.

Ternyata banyak hikmah dibalik semua yang aku alami, ada banyak kebaikan yang terjadi selama aku bed rest (bed rest ala aku dan bed rest menurut deskripsi aku) dan dirawat di rumah sakit. Ahamdulillah anak-anak lebih mandiri. Suamiku? Jadi turun gunung dari pertapaannya, membantu tugas domestik di rumah. Ketiga jagoanku hebat, urusan domestik bisa diatasi. Meski kata suami benar- benar perjuangan berat untuk menyelesaikannya.Pagi hari di hari keduaku di rumah sakit aku sempat nelpon suami. Dan jawaban suami, " Ntar jangan nelpon dulu, lagi ada perang dunia!!"  Nah kan, baru ngerasain bagaimana repotnya nyiapin dua jagoan di pagi hari sebelum mereka berangkat sekolah. Selama ini suamiku cuma berkomentar, " Lha mbok jangan teriak dan marah-marah sama anak- anak"......

Dan apa komentar anak- anak tentang bundanya yang dirawat di rumah sakit? Kata si Kakak ,"Gak ada Bunda di rumah gak enak, gak ada yang nyapu dan masak. Tapi enak juga sih, peraturan di rumah gak diterapkan. Aku dan Izza bisa main game terus" . Oaalahhhhh.....bakal ada perang dunia antara Ayah dan Bunda nih. Karena aku dan anak- anak sepakat, mereka boleh main internet dan game cuma di hari sabtu dan minggu.

Aku yakin dan percaya dibalik semua  musibah pasti ada hikmahnya. Aku toh bukan satu- satunya wanita yang mengalami keguguran dan merasa seolah- olah paling menderita sedunia karena mengalaminya. Bangkit dan kembali beraktifitas seperti semula InsyaAllah bisa menyembuhkan duka yang menyelubungi hatiku yang awalnya bagai hantaman batu .Tidak ada ilustrasi yang lebih baik yang bisa aku gambarkan untuk menggambarkan suasana hatiku saat mengalami keguguran. Tapi hidup terus berjalan, memori itu akan tetap ada dan aku tidak perlu berpura- pura hidup normal untuk kembali menatap dan menjalani hidup. Rejeki, jodoh, kelahiran dan kematian adalah rahasia Allah. Aku yakin Allah ingin aku bahagia dan saat bahagia adalah saat ini. Terima kasih buat ibu, suami, dua jagoanku, saudaraku, teman- teman dan tetanggaku yang sudah banyak memberikan doa, dukungan dan penghihiburannya. I love you all.....^_^

5 komentar: